Minggu, 31 Mei 2009

Buis Bantatn Untuk ‘Jubata’


Gawe naik dango merupakan bentuk rasa syukur masyarakat dayak kepada Jubata atau Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya pada para petani dalam mengelolah lahan pertanian, khususnya hasil berladang. Dalam naik dango, kerap kali diramaikan dengan kegiatan presembahan.

Ketua Dewan Adat Dayak Kota Singkawang, Aloysius Kilim mengatakan, dalam Dayak Kanayant, acara persembahan dikenal dengan buis bantatn. Buis bantatn ini berupa seperangkat bahan persembahan yang disajikan yang diperuntukkan kepada tuhan.

Untuk memperkenalkan kepada warga, ritual buis bantatn ini dipergakan dalam acara penutupan naik Dango Kota Singkawang, Rabu (27/5).

Buis bantatn itu diikuti semua paguyuban. Masing masing paguyuban membawa barang sesembahannya. Kemudian, semua berkumpul menjadi satu untuk mengikuti ritual ayng dipimpin oleh seseorang yang telah dipercayai.

Buis bantatn merupakan satu dari puluhan bahkan ratusan istilah. Dikatakan, masing masing suku dayak memiliki istila tersendiri. Akan tetapi, perbedaan istilah tidak mengubah substansi dan tujuannya sebagai wujud rasa syukur atas karunia yang diberikan oleh Tuhan kepada hambahNya.

Sesuai kepercayaan masyarakat dayak, barang barang yang kerap kali disajikan untuk dipersembahkan itu terbagi dua. Pertama, dikenal dengan kepala buis, ke dua lebih dikenal dengan bobotn manuk.

Kepala buis berisikan, panekng unyit mata beras atau beras yang dicampur dengan kunyit. ai’ ka solekng atau air dalam bamboo, ai’ basasah nyangkama’ buis supaya ame babadi ba mangka’ baik kapayangahatn mau pun ka diri’ semua, yang dalam bahasa Indonesia bearti air untuk membersihkan semua agar upacara adapt tidak berefek negative bagi imam dan warga lainnya.

Kepala buis juga berisi baras atau bantatn, adalah sebagai pangalap, mataki jubata nang mao disaru’. Menjemput dan memberitahu kepada yang Maha Kuasa untuk dapat menghindari pesta yang diselenggarakan.

Beras sasah, beras dicampur ai’, yang tujuannya nyasah kata nang cabar atau ina’ sinunuh, membersihkan mungkin ada kata kata warga yang salah dihadapan Tuhan Yang Maha Kuasa.

Langir minyak juga menjadi bagian kepala buis. Kulit langir yang dicampur minyak makan yang bertujuan meminta palaju’, palayo’ supaya pakarajaatn berhasil. Artinya kulit buah langir dicampur minyak makan yang bertujuan agar yang dikerjakan membawa keberhasilan.

Dalam buis bantatn juga terdapat tapukng tawar, tujuannya kade’ diri’ mengalami kecelakaan, misalnya luka terkena benda tajam. Luka itu kemudian ditawari dengan tepung tawar.

Untuk babotn manuk berisikan angkak yang terdiri dari tuju rusuk babont. Ada juga sigah, bamapm, kobet, karama panyangahatn, serta yang terakhir adalah rangkakng manok dan ati manok.

Semua sesjian yang akan dipersembahkan dimasukkan dalam satu wadah. Kebanyakan, wadah yang dipergunakan adalah nyiru’ atau tampi’. Setelah semua siap, semua yang dipersembahkan itu dibacakan atau dibekali dengan mantara atau doa doa yang dilafalka oleh seseorang yang dipercaya. (Mujidi, Borneo Tribune)







Tidak ada komentar: