Jumat, 06 Februari 2009

Tulisan Khusus Blogku Tercinta

Tuntutan Pada Hasan Karman "Tugu Naga Atau Letakkan Jabatan"
Kabar ini awalnya kutulis untuk surat kabar tempat aku menyajikan pemberitaan. Kuupayakan berita ditulis berimbang. Semua narasumber yang berkaitan aku kutip. Aku pikir, tidak ada diskriminasi atau pengekangan pendapat. Namun kerana apa, kabar yang aku tulis itu ‘belum’ kunjung diterbitkan. Aku berusaha mencari penjelasan. Jawaban aku dapatkan, namun jawaban yang aku terima tidak memuaskan.

Karena aku hanya sebagai “kuli tinta” di perusahaan itu, aku jadi sadar mengapa berita itu ‘terhalang’. Saat ini aku hanya bisa berfikiran positif ada yang ‘salah’ dalam tulisan itu. Dan tulisan itu hanya aku peruntukkan dalam blogku. Blog tidak pernah marah, dan blog tidak pernah kuasa untuk menerima beragam macam tulisan, baik hujatan ataupun tulisan yang sarat dengan pujian.


Oleh: Mujidi


Pagi Jumat, minggu pertama bulan Februari, cuaca cerah menyelimuti bumi Kota Singkawang. Singkawang terletak sebelah utara,kurang lebih 180 KM dari Kota Pontianak Kalimantan Barat. Dari Salah lokasi dipinggiran kota 'Amoy' itu,tepatnya di halaman gedung Juang jalan Alianyang telah berkumpul ratusan massa. Beragam pakaian mereka pakai, beragam tanda mereka gunakan. Dan dirombongan massa itu, tanda yang ketara aku lihat hanya lilitan kain kuning di tangan atau dengan sengaja diikatkan di kepala.

Dalam kumpulan massa tidak anak kecil, tidak ada wanita. Mereka semua pria berusia rata-rata belasan hingga puluhan tahun. Di tengah massa terlihat kendaraan roda dua dan roda empat terbuka. Pada kendaraan roda empat itu, terpasang beragam bendera. Mereka adalah perkumpulan-perkumpulan oraganisasi masyarakat yang mengatasanakan Aliansi Masyarakata Peduli Kota Singkawang.
Massa bekumpul selama dua jam, dan tepat pukul 09.00 bersama-sama berangkat menuju Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Derah (DPRD) Kota Singkawang di Jalan Firdaus.
Sepanjang jalan, yel-yel tuntutan diteriakkan. Tak jarang teriakan-teriakan berisikan hujatan yang “tidak layak” untuk dikeluarkan. Terlebih dikeluarkan oleh orang yang percaya dengan agama dan tuhan. Yel-yel itu mayoritas berisikan tuntutan agar Hasan Karman, meletakkan jabatannya sebagai walikota.

Hasan Karman walikota kedua di bumi Kota Singkawang. Ia dengan wakilnya H. Edy R. Yacoub, menggantikan kedudukan walikota sebelumnya, Awang Ishak. Hasan Karman naik dengan peroses demokrasi yang telah dibangun di bumi Indonesia sejak orde reformasi digulirkan. Hasan Karman dilantik 17 Desmber 2007 yang lalu.

Keberadaan Hasan Karman saat itu mendaptakan sorotan. Ia sebagai walikota pertama di Indonesia dari etnis Thionghoa. Sebagai putra asal, diharapkan pembangunan di Kota Singkawang bisa semakin bertambah.

Setahun berjalan dalam memimpin Singkawang, banyak kebijakan yang telah ia cetuskan. Untuk menjalankan kebijakan itu, tidak jarang banyak ditemukan pertentangan. Termasuklah pertentangan dalam membangun tugu naga di Kota Singkawang.

Prihal pembangunan tugu naga inilah yang menimbulkan reaksi keras sebagian warga, yang untuk pertama kalinya berisikan Hasan Karman harus meletakkan jabatannya sebagai pimpinan tertinggi di daerah tingkat dua.Tugu Naga dibangun sejak bulan November 2008 yang lalu di persimpangan Jalan Kepol Mahmud Jalan Niaga. Pembangunan tugu naga itu atas partisipasi salah seorang masyarakat Singkawang yang bersedia memberikan dana pembangunan. Oleh sebagian kalangan pembangunan tugu naga itu mendapatkan tantangan dari berbagai kalangan, termasuk dari Front Pembela Islan (FPI) yang baru terbentuk di Kota Singkawang.

Saat itu, FPI memulai penolak dengan memberikan komentar melalui media massa dan kemudian berujung pada aksi unjuk rasa di lokasi tugu naga pada 5 Desember 2008. aksi FPI membuahkan hasil, pembangunan tugu naga dihentikan setelah pihak kepolisian mebangbil alih dan memintah pada pemerintah agar pembangunan tugu naga itu, untuk sementara dihentikan.
Tanggal 27 Januari, atas rekomendasi walikota Singkawang, pembangunan tugu naga kembali dilanjutkan. Sebelum rekomendasi itu dikeluarkan, pertengahan Januari 2009, dilakukan pertemuan berupa sosialisasi bahwa pembangunan tugu naga itu akan dilanjutkan. Pertemuan itu dilakukan di Aula Bapeda Kota Singkawang dengan dihadiri Hasan Karman, Edy R. Yacoub, Polres Kota Singkawang, Subnedi, Kejari Kota Singkawang, Samsuri, dan para tokoh, dan pemuka agama, dan pemuka masyarakat di Kota Singkawang.

***
Sekitar pukul 09.00, massa mulai memasuki Halam Kantor DPRD Kota Singkawang. Pengamanan gedung DPRD di perketat. Ratusan personil kepolisian dikerahkan. Saat memasuki pintu gerbang DPRD Kota Singkawang, satu perastu para pendemo mendapatkan pemeriksaan yang ketat. Tidak ada senjata tajam, tidak ada minuman keras, tidak ada barang-barang yang membahayakan bila terjadi tindakan anarkis oleh massa.

Setelah semua kumpul di ruang terbuka di halaman gedung wakil rakyat terhormat, orasi-orasi berisikan tuntutan diteriakkan.

A. Rahman, dalam orasinya menegaskan tuntutan massa yang berkeinginan agar Hasan Karman, turun dari jabatannya sebagai walikota Singkawang. Keinginan masyarakat itu didasarkan karena tidak menghendaki Hasan Karman sebagai Walikota Singkawang. Hasan Karman dinilai hanya mewakili satu golongan, dan merendahkan golongan lainnya.

“Singkawang bukan milik satu basang, bukan milik satu golongan, dan bukan milik satu agama,” kata Rahman.

Penolakan itu dikatakan Rahman karena Hasan Karman membangun tugu naga yang berpotensi memecah persatuan masyarakat di Kota Singkawang. Atas tuntutan itu, massa berharap anggota DPRD melakukan kontrol, dan menyampaikan aspirasi masyarakat.

“Dewan jangan tidur, dewan harus jalankan aspirasi rakyat,” kata Rahman dalam orasinya.

Setelah orasi digelar dengan durasi waktu sekitar lima belas belas menit, perwakilan perwakilan dari massa dipersilahkan untuk berdialog di dalam ruang sidang. Perwakilan massa diterima langsung ketua DPRD Kota Singkawang, H. Zaini Nur, para wakil ketua, para ketua komisi dan fraksi.

“Kita datang kesini satu kata, untuk menurnkan Hasan Karman,” kata salah seorang juru bicara massa, Syafruddin, saat menyampaikan aspirasinya.

Namun, sebelum menyampaikan aspirasi itu, Syafruddin, meminta anggota DPRD Kota Singkawang untuk bersumpah demi Allah.

“Saya minta demi Allah, apakah DPRD sebagai wakil rakyat masih sanggup atau masih bisa untuk menjalankan amanat rakyat sesuai dengan janji yang diikrarkan pada saat pelantikan. Kami minta itu, karena kami datang untuk menyalurkan aspirasi rakyat,” kata Syafruddin dengan lantang.

Setelah mendengarkan kesanggupan DPRD, Syafruddin membacakan bermacam pernyataan. Dalam pernyataan itu, massa yang tergabung dalam aliansi masyarakat peduli Singkawang menila walikota Singkawang, Hasan Karman, telah melanggar sumpah dan janji sebagaimana yang termuat dalam visi misi spektakuler.

Walikota dianggap lambat menyelesaikan permasalahan krosial, seperti tapal batas, dan permasalahan transmigrasi kelurahan pangmilang. Walikota kurang peka terhadap menyerap aspirasi masyarakat. Pembangunan yang dilakukan tidak memperhatikan faktor ekologi dan ekosistem, sperti perkebunan dan penambangan liar yang merusak lingkungan. Selain itu, aliansi masyarakat peduli Singkawang juga mengatakan kebijakan walikota Singkawang sarat dengan isu sara, sperti kebijakan walikota Singkawang dalam mendata warga asing melalui surat keputusan yang telah dikeluarkan, pendataan itu tidak melibatkan pengurus RT yang ada. Kebijakan walikota dalam mempertahan pembangunan tugu naga yang dapat menimbalkan konflik antara etnis di Kota Singkawang. Pembangunan itu tidak melalui sosialisais dengan elemen lainnya. Walikota Singkwang juga dianggap otoriter karena tidak membina hubungan harmonis dengan anggota DPRD.

Perwakilan Massa lainnya, Noviar Ardiansyah menilai pembangunan tugu naga mengarah pada perpecahan, perpecahan antara etnis.

“Itu dampak yang sangat kita takutkan dalam pembangunan tugu naga,” terang Noviar. Penolakan pembangunan tugu naga itu juga disampaikan Rudi Sandiosa, serta peserta lainnya, termasuk Yudha R. Hand dari FPI Kota Singkawang yang ikut dalam pertemuan.

Menyikapi tuntutan massa tersebut, sebagai wakil rakyat, Zaini Nur, berkomitmen untuk menjalankan tugasnya sebagai wakil rakyat. Dengan tugas itu pihaknya akan menampung dan menyampaikannya aspirasi rakyat itu pada walikota Singkawang.

“Setelah pertemuan ini, kami akan mengelar rapat dan akan menyampaikannya kepada walikota,” ujar Wakil DPRD Kota Singkawang, Mas Ratna, menambahkan.

Pernyataan senada juga diutarakan Ketua Komisi A, Paryanto. Legislator dari PKS ini menyatakan, dari permasalahan yang diajukan, permasalahan tugu naga secepatnya akan segera terselesaikan.

“Permasalahan tugu naga akan kita sampaikan pada walikota, namun untuk permasalahan menurunkan walikota akan melalui peroses panjang,” ujar Paryanto.

Walikota Singkawang, Hasan Karman, saat hingga pukul 14.00 belum memberikan jawaban atas tuntutan masyarakat tersebut. Namun sebelum aksi digelar dan dari beberapa pertemuan yang dilakukan sebelumnya, Hasan Karman, tetap pada sikapnya untuk terus membangun tugu naga itu. Alasa Hasan Karman, tugu naga itu bertujuan untuk menambah hasanah wisata di Kota Singkawang.

Setelah mendengarkan jawaban DPRD, massa berangsur bubar dengan tertib. Namun massa berjanji akan kembali melakukan aksi serupa bila pembangunan tugu naga tidak dihentikan. Masa juga akan kembali melakukan aksi yang sama bila Hasan Karman belum meletakkan jabatannya sebagai walikota.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Boss, bisa kirim foto-foto asik FPI di tanggal 5 Desember kagak??? ke email saya: zengcdt@yahoo.com. numpang tanya, apakah benar Zulkarnaen dari AP Post itu anggota FPI? Kenken.

Kurniadi Bulhani mengatakan...

bang demo ya demo jangan membakar,merusak ...disingkawang kitte memang udah tau , memang bermacam ragam disie...tapi mun nak mempertahankan budaya kitte,buatlah baik-baik kembangkan.usahnak,mabok,bejuddi dll...aku cinta singkawang yang aman