Lebih dari 1,5 juta orang telah merasakan manfaat positif dari program-program World Vision. Hingga saat ini, 78.105 anak Indonesia telah mendapat dukungan dari program penyantunan anak yang dijalankan mitra World Vision, Wahana Visi Indonesia. Dari jumlah itu, sebesar 4.750 anak didukung oleh penyantun dari tanah air.
Borneo Tribune, Singkawang
Lembaga kemanusiaan World Vision kembali menandatangani nota kesepakatan kerja sama (MOU) dengan Departemen Sosial. Untuk periode tiga tahun ke depan, program-program kemanusiaan World Vision dengan anggaran yang diperkirakan sebesar US$ 75,6 juta (setara dengan Rp 700 Miliar) akan difokuskan ke tiga sektor utama, kesehatan, pendidikan, dan pengembangan ekonomi dalam kemitraan dengan masyarakat.
MOU dengan Depsos ini menegaskan kembali hubungan kerjasama World Vision yang telah terjalin sejak tahun 1960, ketika untuk pertama kalinya World Vision mulai melayani di Indonesia. Kini setelah 48 tahun, World Vision dan mitra lokalnya Wahana Visi Indonesia terus berkembang menjangkau masyarakat miskin di NAD dan Nias, Jakarta, Surabaya, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, NTT, dan Papua.
MOU antara World Vision dan Depsos yang sebelumnya berjangka waktu 5 tahun dan berakhir pada Oktober 2007 lalu. Dalam kurun waktu tersebut, lebih dari US$ 183 juta (atau setara dengan Rp 1,6 Triliun) telah disalurkan melalui program-program kemanusiaan World Vision, termasuk program pemulihan pasca tsunami di Aceh selama tiga tahun terakhir sebesar US$ 72,3 juta (setara dengan Rp 666 Miliar).
Dalam acara penandatanganannya, World Vision Indonesia diwakili oleh Direktur Nasional Trihadi Saptoadi, dan Departemen Sosial diwakili oleh Kepala Biro Perencanaan, Mu’man Nuryana M.Sc., Ph.D.
“Selama hampir 50 tahun di Indonesia, World Vision bekerja di lebih dari 720 desa di 10 provinsi dari Aceh sampai Papua. Di masing-masing ADP (Area Development Program), World Vision melayani masyarakat selama 10-15 tahun,” ungkap Direktur World Vision Trihadi Saptoadi, melalui siaran pers via email, Kamis (3/4) kemarin. Trihadi menambahkan World Vision dapat melayani masyarakat dengan adanya dukungan dari pemerintah melalui pemantauan maupun penetapan kebijakan-kebijakan yang mendorong pelaksanaan program.
Untuk tiga tahun kedepan (periode 2008-2011), World Vision akan memprioritaskan pelayanan pada tiga sektor utama, yaitu sektor kesehatan, pendidikan, dan pengembangan ekonomi. Di sektor kesehatan, World Vision berfokus pada Kesehatan Ibu dan Anak, Nutrisi, HIV dan AIDS, serta sektor air dan sanitasi. Sektor pendidikan berfokus pada program pendidikan wajib 9-tahun dan peningkatan kualitas pendidikan melalui program Pendidikan Anak Usia Dini dan pembelajaran masyarakat. Sementara sektor pengembangan ekonomi akan lebih berfokus pada program pengembangan ekonomi masyarakat dan ekonomi mikro.
Seluruh sektor tersebut akan bertalian erat dengan program pengembangan transformasional, tanggap bencana, dan advokasi. Program World Vision juga terintegrasi dengan sejumlah isu lintas-sektoral antara lain penguatan masyarakat sipil, perlindungan anak, jender, dan lingkungan. Seluruh program tersebut dilaksanakan oleh 940 staf yang mendukung pelayanan World Vision di Indonesia.
Lebih dari 1,5 juta orang telah merasakan manfaat positif dari program-program World Vision. Hingga saat ini, 78.105 anak Indonesia telah mendapat dukungan dari program penyantunan anak yang dijalankan mitra World Vision, Wahana Visi Indonesia. Dari jumlah itu, sebesar 4.750 anak didukung oleh penyantun dari tanah air.
“World Vision tidak dapat bekerja sendiri. Diperlukan kepedulian semua pihak untuk bersama mengatasi kemiskinan di Indonesia, termasuk dukungan pemerintah dan masyarakat agar semakin banyak anak Indonesia yang bisa memperoleh kualitas hidup yang lebih baik,” tutup Trihadi. Pada acara penandatanganan MOU, Trihadi Saptoadi memberikan sambutan mewakili empat NGOs (Non Governmental Organization) yang melakukan penandatanganan MOU dengan Depsos: World Vision, Oxfam GB, Save the Children, dan Catholic Relief Services (CRS).
Mendengar dilakukannya penandatanganan oleh WVI dengan Depsos tersebut, Manager WVI (ADP) Kota Singkawang, Thomas A. Setyoso mengucapkan rasa syukur pada Tuhan Yang Maha Esa. Namun kata Thomas, dana tersebut merupakan amanah dan harus diberikan kepada mereka yang berhak menerimanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar