Borneo Tribune, Singkawang
Selama dua hari pada awal Maret 2008, sejumlah donatur mendatangi Kota Singkawang. Dengan didampingi lembaga kemanusian World Vision International-Indonesia, seperti Katarina Hardono sebagai Communication Directur, John Nelwan selaku Marketing Public Relation Manager, Thomas A. Setyoso selaku manager Wahana Visi Indonesia (ADP) Singkawang-Bengkayang, serta beberapa anggota lainnya.
Dalam kunjungan itu, para donatur berkesempatan untuk melihat langsung perkembangan program kemanusian dan bertemu dengan ratusan anak-anak yang disantuni, keluarga, dan masyarakat untuk berbagi kasih.
Bercanda di MAN Model
Untuk kali pertama, kunjungan diawali dengan bertatap muka pada anak-anak yang disantuni. Lebih kurang seratus anak dikumpulkan di aula MAN Model Kota Singkawang. Anak yang terdiri dari TK, SD, SMP, dan SMA itu datang dari beberbagai daerah yang ada di pinggiran Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang.
Saat para donatur sampai di halaman Aula, kesan manis diberikan para anak. Dengan lambaian tangan dan hentakan kaki yang serentak, sekelompok anak menyambut dengan tarian. Kalungan bunga dipersembahkan. Jepretan kamerapun dilakukan. Para donatur tersenyum. Haru.
Saat para donatur memasuki ruangan. Ucapan selamat datang diringi tepuk tangan memeriahkan suasana. Tarian Dayak Rambune dipersembahkan. Tarian itu menceritakan pertemuan antara peria dan wanita dalam satu tempat. Antara mereka terjalin keakraban dan berakibat lahirnya panggilan adik dan kakak.
Dalam tarian itu, perpisahan tidak diinginkannya. Tarian itu dibawakan sejumlah anak-anak yang tergabung dalam kelompok belajar Firdaus. Kelompok itu didampingi Wahana Visi Indonesia Bengkayang-Kota Singkawang. Anak-anak itu begitu bergembira, para donatur antusias menyaksikan.
Bukan hanya tarian, dalam pertemuan itu juga diiringi dengan berbagai permainan. Salah satunya perkenalan. Masing-masing anak dan donatur mendapatkan potongan kertas. Pontongan-potongan itu dipertemukan dan dilakukanlah perkenalan. Dalam perkenalan itu, masing-masing donatur berkumpul dengan anak-anak yang diasuhnya. Beragam obrolan mulai dari perkenalan hingga pemberian semangat dalam belajar diberikan. Anak-anak begitu bergembira. Mereka mengaku bahagia dan senang. Bahkan diantaranya ingin memeluk donatur yang selama ini telah memberikan santunan.
”Saya sangat senang, saya ingin memeluk,” kata Maria, salah seorang anak santun saat saya temui.
Bukan hanya anak-anak, dengan pertemuan itu para donatur juga merasakan hal yang sama. Para donatur merasa terharu. Mereka begitu gembira karena anak-anak yang mereka santuni berprestasi dalam sekolah, serta mempunyai keberanian untuk tampil ke depan. Rasa bahagia itulah yang diutarakan salah seorang donatur, Risma Purba.
”Dengan pertemuan ini saya sangat terharu, saya menginginkan mereka suatu saat berhasil dan dapat memberikan bantuan kepada orang lain seperti yang kami lakukan saat ini,” ujar Risma saat ditemui disela-sela pertemuan dengan anak-anak santunnya kemarin. Untuk Kota Singkawang, Risma Purba mempunyai 42 orang anak.
Setiap nak juga mendapatkan buah tangan dari donatur masing-masing, seperti tas dan alat tulis menulis. Bukan hanya dari para donatur, sebelum berpisah dengan donatur, anak-anak juga mendapatkan oleh-oleh dari World Vision Indonesia. Pertemuam para dunatur dengan anak-anak berakhir sekitar pukul 12.00. Untuk kenang-kenangan, para donatur, pengurus world vision dan anak-anak melakukan foto bareng, makan siang bersama, dan akhirnya saling bersalam-salaman. Berpisah.
Setelah melakukan pertemuan dengan anak-anak, kunjungan para donatur dilanjutkan ke Desa Sindoreng. Di desa tersebut, para donatur bertatap muka dengan panitia dan kaum ibu. Para donatur mendengarkan berkesempatan untuk mendengarkan pemaparan dan melihat pembangunan sarana air bersih yang telah dibangun. Dengan diguyur hujan, pertemuan itu berlangsung hangat. Setelah itu, rombongan donatur kembali ke Kota Singkawan, dan akan melanjutkan kunjungan pada hari ini, Sabtu (8/3).
Direncanakan kunjungan akan dilakukan ke TK Pelangi Kasih di Sijangkung dan TK Kita Setia di Kelurahan Sagatani. TK Kita Setia terletak 15 kilometer dari Kota Singkawang. TK ini didirikan atas inisiatif masyarakat desa melalui kelompok peduli anak. Dengan dampingan world vision, kelompok yang terdiri dari 12 orang perempuan menggerakan masyarakat untuk bekerja dan berkontribusi bagi pembangunan TK. Tanahnya sendiri berasal dari salah satu anggota masyarakat, yakni Ishak Lampe. Ia menyumbangkan setengah hektar lahannya untuk pembangunan sekolah. Masyarakat mengkonstribuasikan uang sebesar Rp 350.000 perorang untuk membeli perlengkapan sekolah. Dan peralatan bagi kegiatan anak. Dan tiap bulannya juga mengumpulkan Rp. 20.000 untuk mendukung gaji para guru dan menutupi biaya operasional sekolah. Koni 90 anak telah dapat menikmati kegiatan belajar dan bermain sekolah yang memiliki tiga ruang kelas, satu lapngan dan dua kamar mandi.
Melalui mitranya Wahana Visi Indonesia, world vision telah memulai pelayanan di Singkawang sejak pertengahan tahun 2001. Di Kota ini, world vision mendukung pendidikan lebih dari 2000 anak dan program-program yang dilaksanakan mendatangkan manfaat bagi 67, 300 anggota masyarakat yang ia layani.
Bekerja sama dengan dinas pendidikan setempat world vision juga telah mendukung sejumlah sekolah melalui program pelatihan untuk guru, serta penyediaan sejumlah fasilitas pendidikan. Seperti buku, alat tulis, seragam, fornitur dan lainnya.
Kunjungan hari ke dua
Tidak hanya sebatas melakukan tatap muka dengan ratusan anak santun di MAN Model Kota Sigkawang dan Masyarakat di Sindoreng. Pada hari kedua, para donatur kembali melakukan kunjungan terhadap murid-murid TK, Sekolah Dasar, dan sejumlah tokoh masyarakat pada Kelurahan Sijangkung, Sagatani, dan Desa Sibaju di Kabupaten Bengkayang.
Sama pada hari sebelumnya, dalam melakukan kunjungan, para donatur didampingi anggota World Vosion International-Indonesia Katarina Hardono selaku Communications Directur, John Nelman sebagai Marketing Public Relations Manager, Thomas A. Setyoso selaku manger Wahana Visi Indonesia (ADP) Singkawang-Bengkayang, serta beberapa anggota World Vision lainnya.
Bersama Murid TK
Kunjungan diawali dengan menemui anak-anak TK Pelangi Kasih Kelurahan Sijangkung. Pada TK ini, para donatur bercengkarama dengan para siswa, mulai dari peroses belajar mengajar hingga berfoto bersma. Keceriahan pada masing-masing pihak terlihat. Donatur gembira, anak senang. pada pertemuan itu, anak-anak TK juga mendapatkan hadiah.
Setelah kurang lebih setengah jam bersama murid TK Sijangkung, rombongan kemudian mengunjungi TK Kita Setia di Kelurahan Sagatani. TK itu terletak 15 kilometer dari Kota Singkawang. TK didirikan atas inisiatif masyarakat melalui kelompok peduli anak. Dengan dampingan world vision, kelompok yang terdiri dari 12 orang perempuan menggerakan masyarakat untuk bekerja dan berkontribusi bagi pembangunan TK. Tanahnya sendiri berasal dari salah satu anggota masyarakat, yakni Ishak Lampe. Ia menyumbangkan setengah hektar lahannya untuk pembangunan sekolah.
Masyarakat mengkonstribuasikan uang sebesar Rp 350.000 perorang untuk membeli perlengkapan sekolah. Dan peralatan bagi kegiatan anak. Dan tiap bulannya juga mengumpulkan Rp. 20.000 untuk mendukung gaji para guru dan menutupi biaya operasional sekolah. Pertama kali di buka, ada 90 anak telah dapat menikmati kegiatan belajar dan bermain sekolah yang memiliki tiga ruang kelas, satu lapngan dan dua kamar mandi.
”Sekarang siswanya sedikit berkurang, jumlahnya hanya 82 anak,” kata Siselia, salah seorang guru saat ditemui.
Bukan hanya pembangunan TK, Maneger Wahana Visi Indoneia (ADP) Singkawang-Bengkayang, Thomas Setyoso mengatakan pihaknya juga memberangkat beberapa guru TK untuk mendapatkan pelatihan pendapingan anak TK di Jakarta. Dengan pelatihan tersebut, para guru TK diharapan dapat memahami cara yang baik untuk mengajar. Salah satu contohnya, bagaimana berbahasa yang baik dalam menyuruh anak.
Ketegaran Sibaju
Setelah mengunjungi dua TK di dua Keluarahan Pada Kota Singkawang, rombongan kembali melanjutkan perjalan ke Desa Sibaju. Desa dengan Kecamatan Monterado, Kabupaten Bengkayang tersebut merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan Kota Singkawang. Masyarakatnya begitu sederhana, dengan sebagain berpenghasilan dari tanaman karet, swah, dan pertambangan emas.
Akan tetapi, walaupun dengan kesederhanaan yang dimiliki, masyarakat di desa ini mempunyai sikap gotong royong dan jiwa persatuan yang sagat besar. Hal ini terbukti dengan berdirinya bangunan sekolah yang dalam satu tahun tahun terakhir telah diambil pemerintah. Sekolah itu adalah SDN 21 Sibaju.
Pada desa dengan penduduk kurang lebih 200 KK ini para donatur berkumpul bersama dan mendengarkan perjuangan yang dilakukan masyarakat. Terutama dalam membangun sekolah dan pengadaan air bersih. Diantara tokoh masyarakat itu, tampil Paulus sebagai Kelapa Sekolah, Oktoviana Bapa sebagai rohaniawan, Jasmin sebagai panitia pembangunan, dan beberapa tokoh masyarakat lainnya.
”Dalam membangun sekolah yang ada sekarang ini, meruapakan hasil dari perjuangan masyarakat didampingi WVI,” kata wanita yang memiliki panggila akrab Ovi ini.
Sekolah yang terdiri dari tiga ruang belajar, satu ruang kantor, dan satu saung tersebut dibangun dengan dana sebesar Rp. 133.263.250. Dengan perincian Rp. 23.500.600 dari masyarakat, dan 109.762. 650 dari World Vision. Pembangunan sekolah itu dimulai pada tahun 2005 dengan cara bergotong royong.
”Sebelum sekolah ini jadi, anak-anak harus bersekolah dengan memanfaatkan gereja. Ini karena jarak sekolah dari kampung sangat jauh, kurang lebih empat kilometer,” kata Ovi.
Menurut Ovi, pembangunan sekolah tersebut berawal saat dirinya bertemu dengan pengurus Wahana Visi Indonesia (ADP) Singkawang-Bengkayang pada pertengan tahun 2005 yang lalu. Dari pertemuan itu, akhir tahun 2005 pembangunan dimulai. Wala pembangunan dilakukan, kerangkanya sempat roboh. Akan tetapi karena persatuan dan semangat fotong royong, dalam waktu satu hari kerangka bangunan itu kembali berdiri. Setelah sekolah berfungsi, pengeololaannya diserahkan ke pemerintah daerah, Dinas Pendidikan Kabupaten Bengkayang. Setahun berikutnya, pihak pemerintah menawarkan untuk menambah dua ruang belajar.
”Saat ini ruang belajar yang kita miliki ada lima dengan satu kantor dan ditambah satu saung,” jelas Ovi.
Untuk selanjutnya, masyarakat menginginakn World Vision dapat membantu kembali masyarakat untuk membangun gedung yang berfungsi SMP.
”Dengan adanya SMP, pendidikan anak-anak kami disini akan terperhatikan,” ujar Ovi
Selain pembangunan sekolah, dengan sikap gotong royong yang besar, masyarakat Sibaju juga berhasil membangun pengadaan air bersih. Dan tentunya pembanngunan tersebut juga didampngi oleh Wahana Visi.
”Karena wahana visi inilah, kami merasakan pentingnya persatuan dan kesatuan,” kata Ovi.
Selain bertemu dengan tokoh masyarakat, di Sibaju para donatur kembali dapat bertemu dengan para pelajar SDN 21. Peretemuan itu kembali diselimuti keceriahan. Mereka rela menghabiskan waktu hingga siang hari untuk bermain bersama. Setelah semua lelah, para donatur mendapatkan jamuan makan siang.
Setelah usai menggelar pertemuan di Sibaju, sebelum kembali ke Kota Sigkawang, para donatur world vision kembali berkesempatan untuk mengunjungi ibu-ibu yang ada di kampung Wahabang, Kelurahan Sagatani. Di kampung yang juga berbatasan langsung dengan Kabupaten Bengkayang ini, para donatur kembali mendengarkan semangat ibu-ibu yang bertekad untuk membangun air bersih. Air itu direncanakan akan diambil dari salah satu bukit yang ada di dekat kampunng. Dan direncnakan, pendanaanya juga diperoleh dari Negara Belanda.
Setelah bertemu dengan ibu-ibu di kampung Wahabang. Kunjungan para donatur world vision pun usai. Dengan ratapan wara kampung yang penuh harap untuk memperoleh bantuan, para donatur itu pun kembali ke Kota Singkawang, dan selanjutnya kembali ke daerah asalnya masing-masing. (Mujidi)
Senin, 10 Maret 2008
WVI Dalam Berbagi Kasih
Diposting oleh Mujidi di 04.52
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Terima kasih atas beritanya. Saya salah satu sponsor yang ikut ke Singkawang. Ini foto-foto yang saya potret:
http://yani7nov.multiply.com/photos/album/64
Posting Komentar