Jumat, 28 Maret 2008

Cap Go Meh Dalam Lukisan

Borneo Tribune, Singkawang

Perayaan Cap Go Meh di Kota Singkawang pada pertengahan Februari 2008 menjadi pusat perhatian berbagai elemen. Tidak terkecuali para wartawan dan fotografer. Semua berlomba mencari sisi yang paling menarik untuk dipublikasikan, atau hanya sekedar untuk mendokumentasikan. Bagi Zul Ms, mendokumentasikan perayaan Cap Go Meh dengan sebuah lukisan merupakan hal yang lebih menarik.

“Kalau saya ikut mengambil foto, hasilnya pasti akan kalah dari fotografer lainnya. Karena alat yang mereka lebih canggih dari pada yang saya punya,” kata Zul MS saat saya temui. Dengan santai, peria berkacamata, berambut panjang sebahu ini mencoretkan tinta lukis pada layar putih yang telah ia siapkan dan telah dibawanya dari Kota Pontianak.

Sesuai denga analisa, Zul MS mengambil lokasi pada teras lantai dua sebuah ruko di Jalan Budi Utomo. Ruko tersebut persis berhadapan dengan kelenteng tertua di Kota Singkwang. Kelenteng itu berada di tengah pasar.

“Dengan posisi seperti ini saya mudah untuk mengambil sudut pandang yang menggambarkan hingar bingarnya perayaan Cap Go Me di Kota Singkawang,”
Kata Zul menjelaskan. Dalam mencari lokasi untuk melukis, Zul terlebih dahulu melakukan survey dinihari peryaan.

Dari jalan, gerak-gerik Zul bersama lukisannya mudah dilihat masyarakat, tidak sedikit dari mereka juga ikut mendokumentasikan lukisan itu dengan kamera digital yang dimiliki.

Zul mulai untuk menggoreskan pensil lukisannya sekitar pukul 09.30. Satu setengah jam kemudian, lukisan tersebut telah rampung 80 persen. Selanjutnya, Zul berencana untuk merampungkan di galerinya yang terletak di Jalan Camar, Kota Pontianak. Dari lukisan yang telah dibuat, Zul menggambarkan ribuan masyarakat Kota Sigkawang turun ke jalan untuk menyaksikan parade tatung padaperayaan Cap Go Me. Di tengah masyarakat tersebut terdapat naga ppanjang melintas.

Di hadap masyarakat tersebut ada kelenteng tertua yang ada di Kota Singkawang yang terletak di Jalan sejahterah. Selain Kelenteng dan ribuan manusia, dalam lukisan Zu juga terdapat bangunan-bangunan ruko tua. Cuaca digambarkan begitu cerah dengan warna langit yang biru. “Lalu dimana tatung? Tanya saya pad Zul. Zul mengatakan akan dibuat ketika lukisan tersebut diperbaiki.

“Para tatungnya nanti di sini,” ujar Zul menunjukkan areal untuk penempatan parade tatung di lukisannya.

Untuk selanjutnya, Zul mengatakan lukisannya tersebut akan dipajang bersama-sama lukisan lain di galerinya. Selain melukis perayaan Cap Go Me di Kota Singkawang, Zul telah melukis hingar bingarnya perayaan robok-robok di Kota Memmpawah, Kabupaten Pontianak.




















1 komentar:

Anonim mengatakan...

Wah, mantep euy lukisannye...